11 Satwa Endemik Pulau Sulawesi yang Harus Kamu Tahu

Satwa Endemik Sulawesi - Endemisme adalah suatu gejala yang dialami oleh suatu organisme untuk menjadi sesuatu yang unik pada suatu lokasi geografi seperti negara, zona ekologi ataupun pulau tertentu. Sesuatu dapat dikatakan endemik apabila suatu spesies hanya ditemukan pada tempat tertentu saja dan tidak ditemukan ditempat lainnya. Berikut saya informasikan kepada anda 11 Satwa Endemik Pulau Sulawesi yang Harus Kamu Tahu.

1. Burung Maleo
Sumber: klikriau.com
Klasifikasi Burung Maleo
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Megapodiidae
Genus : Macrocephalon
Spesies : Macrocephalon maleo

Burung maleo merupakan spesies burung endemik yang berasal dari pulau Sulawesi. Burung ini endemik di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi seperti Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Populasi terbanyak dari burung Maleo sendiri yaitu di Sulawesi Tengah lebih tepatnya di wilayah Taman Nasional Lore Lindu yang populasinya ditaksir sekitar 320 ekor.

Burung maleo memiliki ciri kulit sekitar mata berwarna kuning, bulu berwarna hitam, kaki abu-abu, iris mata kecoklatan, bulu sisi bawah berwarna merah muda keputihan serta memiliki paruh yang berwarna jingga. Selain itu di atas kepala burung Maleo terdapat jambul keras berwarna hitam.

Untuk jantan dan betina memiliki ciri yang hampir serupa namun dapat dibedakan dari perbedaan ukuran tubuh, dimana burung betina memiliki ukuran yang lebih kecil dari burung jantan.

Burung Maleo sendiri memiliki beberapa keunikan yaitu adanya tonjolan di kepala, habitat dekat sumber panas bumi, Tidak suka terbang, ukuran telur yang besar, saat menetas anak maleo langsung bisa terbang, bersifat Monogami serta burung maleo tidak mengerami telurnya.

2. Kera Hitam Sulawesi
Sumber: gocelebes.com
Klasifikasi Kera Hitam Sulawesi
Kingdom  : Animalia 
Filum       : Chordata 
Kelas       : Mammalia 
Ordo        : Primata 
Famili       : Cercopithecidae 
Genus      : Macaca 
Spesies    : M.nigra

Kera Hitam Sulawesi yang memiliki nama latin Macaca nigra. Kera ini memiliki ciri-ciri dimana seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu berwarna hitam lebat kecuali pada bagian punggung serta selangkangan yang berwarna agak terang dan juga pada bagian pantat yang berwarna kemerahan. Ciri selanjutnya dari kera ini yakni pada kepalanya terdapat jambul yang agak menonjol dengan panjang tubuh dewasa 45-57 cm dan beratnya 11-15 kg.

Kera hitam sendiri hidup secara berkelompok yang terdiri dari 5 hingga 10 ekor. Kelompok besar biasanya terdiri dari beberapa pejantan dan banyak betina dewasa yakni dengan perbandinga 1:3 yaitu satu ekor jantan berbanding dengan 3 ekor betina.

Kera hitam ini dapat ditemukan di Sulawesi Utara di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Cagar Alam Gunung Ambang, Taman Wisata Alam Batuputih dam Cagar Alam Gunung Duasudara.

3. Kuskus Beruang Sulawesi
Sumber: alamendah.org

Klasifikasi Beruang Sulawesi
Kingdom        : Animalia 
Phylum          : Chordata 
Class             : Mamalia 
Sub-Class      : Marsupialia 
Ordo             : Diprotodontalia 
Sub-ordo       : Phalangeriformes 
Family           : Phalangeridae 
Genus           : Ailurops 
Spesies         : A. Ursinus

Kuskus Beruang Sulawesi dengan nama latin Ailurops ursinus merupakan satwa yang termasuk ke dalam famili Phalangeridae. Satwa ini hidup di hutan tropis dataran rendah dengan kondisi lembab. Satwa satu ini endemik pulau Sulawesi dan juga sekitarnya seperti kepulauan Butung, kepulauan Togian, kepulauan Muna dan kepulauan Peleng.

Kuskus Beruang Sulawesi memiliki ukuran tubuh yang besar dibandingkan jenis kuskus lainnya. Memiliki panjang kepala dan badan 56 cm dengan panjang ekor 54 cm serta beratnya yang mencapai 8 kg.

Kuskus termasuk satwa yang memiliki keistimewaan di bagian ekornya, dimana ekor kuskus dapat digunakan untuk bergelantungan ataupun melilit batang pohon saat mencari makan dan dapat digunakan sebagai alat untuk menggantung yang menahan seluruh beban tubuh dengan posisi kepalanya menghadap ke bawah.

Kuskus beruang termasuk satwa yang bersifat diurnal yaitu aktif pada siang hari. Sebagian besar aktivitas kuskus digunakan untuk tidur dan istirahat, sedikit waktunya digunakan untuk mengutu dan makan. Penyebaran kuskus di Indonesia terbatas yaitu di wilayah Indonesia Timur meliputi pulau Sulawesi, Timor dan Irian Jaya. Untuk lebih spesifiknya berada di Taman Nasional Bantimurung Bulusarung dan juga di kawasan pegunungan Lompo Battang yang berada di Sulawesi Selatan.

4. Babirusa
Sumber: yourdictionary.com
Klasifikasi Babirusa
Kingdom     : Animalia
Filum          : Chordata
Kelas          : Mammalia
Ordo           : Artiodactyla
Famili          : Suidae
Genus         : Babyrousa
Spesies       : Babyrousa babyrussa

Babirusa termasuk marga satwa dari  jenis-jenis babi liar yang hanya terdapat di sekitar pulau Sulawesi, pulau Togian, Sula, Malenge serta pulau-pulau Maluku lainnya. Habitat babirusa rata-rata ditemukan di daerah hutan hujan tropis. Satwa yang satu ini memiliki kegemaran memakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan seperti jamur, dedaunan dan juga mangga.

Babirusa termasuk satwa endemik Sulawesi yang memiliki tubuh yang menyerupai babi namun ukurannya lebih kecil. Perbedaan antara babirusa dan babi yaitu babirusa memiliki taring panjang yang menembus moncongnya.

5. Ikan Purba Butini
Sumber: goodnewsfromindonesia.id
Ikan purba butini atau boto-boto yang memiliki nama latin Glossogobius matanensis ini adalah spesies ikan yang endemik dari pulau Sulawesi. Untuk lebih spesifiknya dapat ditemukan di danau Matano, Mahalon dan Towuti. Ikan ini juga memiliki keunikan dimana ikan ini termasuk jenis karnivor dengan makanan utama udang dan ikan serta memiliki ukuran tubuh yang berkisar 42 cm.

6. Kupu-kupu Glossogobius matanensis
Sumber: ilhamblogindonesia.blogspot.co.id
Klasifikasi Glossogobius matanensis
Kingdom     : Animalia
Phylum       : Chordata
Class          : Actinopterygii
Order         : Perciformes
Suborder    : Gobioidei
Family        : Gobiidae
Subfamily   : Gobiinae
Genus        : Glossogobius
Species      : G. matanensis

Kupu-kupu Glossogobius matanensis merupakan jenis kupu-kupu yang memiliki sayap yang indah dan hanya dapat ditemukan di pulau Sulawesi, pulau Kabaena serta pulau Boton.

7. Tarsius

Sumber: alamendah.org
Klasifikasi Tarsius
Kingdom    : Animalia 
Divisi         : Chordata 
Kelas         : Mammalia 
Ordo          : Primata 
Famili        : Tarsiidae 
Genus        : Tarsius 
Spesies      : T. tarsier\

Tarsius adalah jenis satwa yang memiliki tubuh istimewa, dimana satwa ini memiliki tulang tarsal yang memanjang dan membentuk pergelangan sehingga memungkinkan tarsius untuk melompat dengan jarak 3 meter dari satu pohon ke pohon lainnya. 

Ciri lain dari tarsius adalah memiliki ekor panjang yang tidak berbulu kecuali bagian ujungnya. Selanjutnya tarsius juga memiliki lima jari yang panjang dengan kuku kecuali pada jari kedua serta ketiganya yang memiliki cakar yang biasa digunakan tarsius untuk grooming.

Tarsius adalah jenis satwa yang hidup nokturnal yang artinya melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Makanan atau mangsa utama dari satwa yang satu ini adalah serangga seprti jangkrik, kecoa, kelelawar, burung dan terkadang memakan reptil-reptil kecil.

Satwa ini memiliki habitat yaitu hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan serta pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Peleng, Suwu dan Selayar. Tarsius sendiri lebih dikenal masyarakat setempat dengan nama “balao cengke” yang dalam bahasa indonesia berarti tikus jongkok.

8. Tarsius Pulau Paleng

Sumber: indonesiakehati.com
Klasifikasi Tarsius Pulau Paleng
Kerajaan  : Animalia 
Filum       : Chordata 
Kelas       : Mammalia 
Ordo        : Primata  
Famili       : Tarsiidae  
Genus      : Tarsius 
Spesies    : Tarsius pelengensis

Tarsius Pulau Paleng yang memiliki nama latin Tarsius pelengensis adalah primata nokturnal (aktif pada malam hari) yang berada di pulau Paleng. Hewan ini memiliki keunikan dimana kepalanya dapat memutar 180 derajat layaknya burung hantu. Hal tersebut dapat dilakukan oleh primata ini karena matanya tersimpan dalam rongga mata tetap.

Tarsius Pulau Paleng diyakini banyak menghuni dataran rendah primer dan sekunder serta hutan mangrove. Seperti tarsius pada umumnya spesies ini menunjukan adaptasi yang luar biasa untuk bergantung secara vertikal dan melompat. Primata ini biasa hidup dalam kelompok sosial monogamus ataupun poligamus yang terdiri dari 2 sampai 6 ekor pada tiap kelompok.

9. Kuskus Kerdil

Sumber: fineartamerica.com
Klasifikasi Kuskus Kerdil
Kingdom     : Animalia 
Filum          : Chordata 
Kelas          : Mammalia 
Ordo          : Diprotodontia 
Famili         : Phalangeridae 
Genus        : Strigocuscus 
Spesies      : S. celebensis

Kuskus kerdil merupakan jenis spesies marsupial yang termasuk famili Phalangeridae. Satwa ini memiliki ciri tubuh yang berwarna coklat agak keputihan dengan panjang tubuh dari bagian kepala berkisar 29-38 cm serta panjang ekornya berkisar 27-37 cm. Satwa ini memiliki bobot tubuh sekitar 1 kg. Selain itu satwa ini memiliki keunikan yaitu memiliki kantung dan mata yang lebar. Habitat dari kuskus kerdil sendiri berada di hutan primer, hutan sekunder serta kebun masyarakat yang berada di pinggir hutan.

Kuskus kerdil termasuk satwa yang aktif dimalam hari atau nokturnal serta arboreal yang berarti sebagian besar aktivitasnya berada di pohon. Kuskus kerdil merupakan tipe satwa yang monogami (tidak berganti-ganti pasangan). Satwa ini makanan utamanya adalah dedaunan, bunga, kulit pohon dan juga buah. Kuskus kerdil termasuk satwa yang bisa mengandung 1-2 kali pertahunnya, dimana akan menghasilkan 3-4 anak. Kuskus memiliki masa kehamilan yang relatif singkat yakni hanya 20 hari saja.

10. Anoa Pegunungan

Sumber: earth.com
Klasifikasi Anoa Pegunungan
Kingdom    : Animalia 
Divisi         : Chordata 
Kelas         : Mamalia 
Ordo          : Cetartiodactyla 
Famili         : Bovidae  
Genus        : Bubalus
Spesies      : B. quarlesi

Anoa Pegunungan adalah jenis satwa yang termasuk ke dalam famili Bovidae. Anoa pegunungan dikenal juga dengan nama yang khas seperti Mountain Anoa, Anoa de Quarle dan juga Berganoa. Anoa pegunungan memiliki ciri panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, panjang ekor yang mencapai 27 cm dengan tinggi bahu kurang dari 75 cm.

Anoa pegunungan dewasa memiliki bobot tubuh mencapai 150 kg, bulu yang tebal dengan warna cokelat hitam atau gelap serta tanduk yang panjangnya mencapai 20 cm. Untuk membedakan anoa jantan dan betina dapat dilihat dari warna bulu, dimana anoa jantan memiliki warna lebih gelap dibandingkan anoa betina.

Anoa pegunungan banyak ditemukan di pulau Sulawesi dan pulau Buton. Anoa pegunungan termasuk kedalam kategori hewan hutan hujan. Anoa pegunungan aktif di pagi hari dan kembali ke tempat berlindungnya saat tengah hari. Anoa pegunungan juga termasuk satwa yang hidup secara soliter atau berkelompok.

11. Anoa Dataran Rendah

Sumber: alamendah.org
Klasifikasi Anoa Dataran Rendah
Kingdom    : Animalia
Phyllum     : Chordata
Kelas         : Mamalia 
Ordo         : Artiodactyla 
Famili        : Bovidae 
Genus       : Bubalus 
Spesies     : Bubalus depressicornis

Satwa endemik terakhi dari Sulawesi ini dikenal dengan anoa dataran rendah. Anoa ini memiliki ciri yang mirip dengan kerbau dimana bobot tubuhnya berkisar 150-300 kg. Anoa juga memiliki bentuk tanduk yang melingkar dengan ukuran 18-37 cm. 

Tinggi tubuh anoa di sekitar bahu berkisar 95-110 cm dan panjang tubuh mencapai 180 cm. Anoa dataran rendah dikenal juga dengan nama kerbau kerdil. Gelar yang wajar bagi anoa dikarenakan cirinya yang mirip dengan kerbau akan tetapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan pendek.

Itulah 11 satwa endemik pulau Sulawesi yang saya informasikan untuk anda. Jika ada kesalahan dalam penulisan serta informasi yang disampaikan, silahkan tulis di kolom komentar.

Semoga bermanfaat.

0 Response to "11 Satwa Endemik Pulau Sulawesi yang Harus Kamu Tahu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel